.jpg)
Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Dede Yusuf Macan Effendi, membeberkan beberapa penyebab Generasi Z sulit mencari kerja di hadapan mahasiswa Politeknik STIA LAN Bandung, Jalan Hayam Wuruk, Kota Bandung, Senin (2/6/2025).
Hal itu dikarenakan populasi Gen Z mencapai 27,94 persen dari total penduduk Indonesia menjadi yang terbanyak dibanding kelompok lainnya, sehingga persaingan di dunia kerja juga cukup tinggi, terlebih apabila tidak memiliki kompetensi sesuai kebutuhan dunia industri.
Selain itu, menurut dia, tingginya angka Gen Z yang tidak mempunyai aktivitas dari mulai tidak bekerja, tidak bersekolah, hingga tidak mengikuti pelatihan keterampilan, yakni mencapai 9,8 juta orang.
"Kondisi tersebut menimbulkan kesenjangan keterampilan, dan belum lagi ditambah Gen Z yang salah jurusan saat kuliah, sehingga kompetensi keahliannya tidak sesuai kebutuhan dunia industri," kata Dede Yusuf Macan Effendi saat ditemui usai Pengembangan Karakter Generasi Muda Menuju Indonesia Emas 2045 di Aula Politeknik STIA LAN Bandung, Jalan Hayam Wuruk, Kota Bandung, Senin (2/6/2025).
Ia mengatakan, penyebab lain Gen Z sulit mencari kerja ialah ekspektasi pekerjaan yang tinggi, kesulitan bekerja dalam tim, cepat merasa bosan, kurangnya daya tahan dan cenderung mudah menyerah dalam menghadapi berbagai persoalan.
Selain itu, pihaknya juga memetakan empat masalah di kalangan Gen Z, di antaranya mudah terbawa perasaan (baper), cenderung introvert atau sulit bersosialisasi, moral, etika, hingga malas bergerak (mager).
Padahal, salah satu resep hidup di abad ke-21 terdiri dari keterampilan belajar yang mencakup berpikir kritis, kreatif, kolaborasi, dan komunikasi yang menuntut harus bersosialisasi untuk memperluas jejaring atau networking.
"Termasuk fleksibel, mempunyai jiwa kepemimpinan, produktif, dan memiliki kemampuan sosial, sehingga Gen Z yang cenderung introvert sulit untuk mencari pekerjaan yang menuntut harus bersosialisasi," ujar Dede Yusuf Macan Effendi.
Ia menyampaikan, Gen Z juga harus meningkatkan kemampuan literasinya dari mulai mengakses informasi, media, dan teknologi sebagai upaya untuk memudahkannya dalam mencari pekerjaan.
Dede Yusuf mengakui, pentingnya meningkatkan kompetensi diri bagi Gen Z sesuai kebutuhan industri, sehingga tidak lagi kesulitan dalam mencari kerja akibat ketatnya persaingan.
Dalam kesempatan itu, pihaknya pun bersyukur mendapatkan kesempatan untuk hadir ke Politeknik STIA LAN Bandung, dan menemui langsung sivitas akademika hingga seluruh mahasiswanya.
Pasalnya, ketika diberi amanah sebagai Anggota DPR RI yang membidangi pendidikan, dan hampir setiap pekan memberikan kuliah umum di berbagai perguruan tinggi belum memdapatkan kesempatan mengunjungi Politeknik STIA LAN Bandung.
"Makanya, sekarang sangat bersyukur bisa hadir di sini, karena sejak menjabat Wagub Jabar hingga Anggota DPR RI yang berpindah-pindah komisi yang menangani berbagai bidang, ternyata yang menghubungkan semuanya itu ilmu administasi negara, karena tugas ini, kan, ujungnya adalah kebijakan pemerintah," kata Dede Yusuf Macan Effendi.
( sumber : jabar.tribunnews.com )
