Pemerintah telah merumuskan enam paket stimulus ekonomi yang ditargetkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di tengah tantangan perlambatan daya beli masyarakat.
Namun, dia menekankan pentingnya konsistensi dan ketepatan sasaran agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat luas.
"Stimulus seperti Bantuan Subsidi Upah (BSU) dan diskon tarif listrik tentu sangat membantu meringankan beban masyarakat. Namun, kita harus pastikan bahwa seluruh stimulus ini benar-benar sampai ke golongan yang paling membutuhkan dan tidak hanya berlaku dalam jangka pendek," kata Fathi kepada wartawan pada Senin (26/5/2025).
Menurut Fathi, pemerintah perlu belajar dari pengalaman sebelumnya bahwa efek dari stimulus ekonomi umumnya tidak serta-merta dirasakan.
"Sebagaimana disampaikan para ekonom, dampaknya baru akan terasa di kuartal ketiga, apalagi jika baru mulai berjalan di bulan Juni. Maka, kesinambungan program ini sangat krusial," ujarnya.
Fathi menyoroti pentingnya perhatian terhadap sektor informal dan masyarakat berpenghasilan rendah yang kerap luput dari intervensi kebijakan formal.
"Sebagian besar rakyat kita bekerja di sektor informal. Maka BSU yang menyasar pekerja formal gaji di bawah Rp 3,5 juta saja tentu tidak cukup. Kita perlu skema yang menjangkau lebih luas dan lebih inklusif," ucapnya.
Menanggapi target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,2 persen di tahun 2025, Fathi menyatakan bahwa hal tersebut merupakan tantangan besar.
"Dengan tekanan global dan tren PHK di dalam negeri, kita harus realistis namun tetap optimis. Pemerintah harus bekerja ekstra untuk menjaga konsumsi rumah tangga sebagai penopang utama perekonomian nasional," ungkapnya.
Sebagai mitra kerja pemerintah di bidang ekonomi dan keuangan, Fathi menyatakan bahwa Komisi XI DPR RI akan terus mengawal pelaksanaan stimulus ini agar tepat sasaran, transparan, dan berdampak nyata bagi masyarakat.
Dia juga mengajak pemerintah daerah untuk berperan aktif menggerakkan ekonomi lokal melalui sektor pariwisata, UMKM, dan hiburan masyarakat.
"Kunci pemulihan daya beli rakyat adalah keberpihakan yang konsisten. Mari kita jadikan momentum stimulus ini sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat ketahanan ekonomi nasional," imbuh Fathi.
Diketahui, enam paket stimulus ekonomi akan diluncurkan pemerintah mulai 5 Juni 2025 mendatang.
1. Stimulus pertama berupa diskon transportasi yang mencakup diskon tiket kereta api, diskon tiket pesawat, serta diskon tarif angkutan laut selama masa libur sekolah.
2. Pemerintah akan memberikan potongan tarif tol dengan target sekitar 110 juta pengendara dan berlaku pada Juni-Juli 2025.
3. Pemerintah akan memberikan diskon tarif listrik sebesar 50 persen selama bulan Juni dan Juli 2025 yang ditargetkan bagi 79,3 juta rumah tangga dengan daya listrik sampai dengan 1.300 VA.
4. Pemerintah juga menambah alokasi bantuan sosial berupa kartu sembako dan bantuan pangan dengan target 18,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) untuk bulan Juni-Juli 2025.
5. Pemerintah memberikan Bantuan Subsidi Upah (BSU) bagi pekerja dengan gaji di bawah Rp3,5 juta atau UMP, serta guru honorer.
6. Pemerintah memperpanjang program diskon iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) bagi pekerja di sektor padat karya.
( sumber : m.tribunnews.com )