fraksidemokrat.org, Jakarta—Fenomena Gerhana Matahari Total (GMT) yang akan terjadi pada 9 Maret 2016 esok, diharapkan dapat menjadi ajang promosi pariwisata Indonesia, untuk menarik kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Tanah Air. Pasalnya, fenomena yang akan melewati 12 provinsi di Indonesia itu, hanya terjadi setiap 350 tahun sekali.
Demikian dikatakan Anggota Komisi X DPR, Muslim, saat ditemui Parlementaria di Gedung Nusantara I DPR RI, Senayan, Senin (7/03/2016). Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya, menargetkan kunjungan wisman saat GMT 100 ribu orang dengan penerimaan devisa Rp1,56 triliun. Sementara untuk wisatawan nusantara sebanyak 5,1 juta orang dengan asumsi perputaran uang Rp3,8 triliun.
“Dengan adanya GMT ini, kita dapat mengambil simpatik di dunia internasional, karena kita ingin menarik wisman sebesar-besarnya untuk datang ke Indonesia. Momen GMT ini kita jadikan sebagai ajang promosi besar-besaran terhadap posisi Indonesia, yang berada di garis Khatulistiwa,” kata Muslim.
Politisi F-PD itu mengapresiasi langkah Kemenpar yang telah mempromosikan fenomena ini dari jauh-jauh hari. Bahkan, banyak hotel di daerah yang dilintasi fenomena ini, sudah full booking. Namun ia mengingatkan, agar acara-acara yang digelar pada saat GMT berlangsung, dapat dikemas dengan baik. Sehingga memberi kesan yang luar biasa bagi wisman yang datang.
“Ketika wisman setelah melihat kejadian ini, menjadi kenangan yang luar biasa. Sehingga wisman-wisman itu kembali ke Indonesia untuk mengunjungi potensi pariwisata Indonesia yang lain. Citra Indonesia di mata dunia juga akan lebih bagus,” harap politisi asal dapil Aceh itu.
Hal senada diungkapkan Anggota Komisi X Nurhasan Zaidi. Politisi F-PKS itu berharap, Kemenpar dapat menangkap momen ini dengan baik, untuk meningkatkan kunjungan wisman ke Indonesia. Tapi menurutnya, Pemerintah jangan hanya menargetkan 100 ribu kunjungan wisman saja, namun bisa lebih dari itu.
“Seharusnya, target bisa lebih dari 100 ribu wisman. Jika ini bisa dikapitalisasi dalam artian bisnis, mungkin bisa jutaan wisman yang datang ke Indonesia. Ini bisa didorong lagi, untuk lebih lagi,” saran politisi asal dapil Jawa Barat itu.
Menpar sendiri mengaku sudah mempromosikan jauh hari, sejak akhir 2015 lalu. Hasilnya, seluruh hotel bintang di kota yang akan dilintasi GMT sudah penuh. Berdasarkan data yang diterima Kemenpar, paling banyak wisman yang akan datang untuk melihat GMT berasal dari Jepang. Sebab, negara yang banyak mempercayai Shinto itu menjadikan Mahatari sebagai dewa.
Adapun 12 provinsi yang dilintasi GMT yaitu Maluku Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Bangka Belitung, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Sumatera Barat. Durasi paling lama ada di Kota Maba, Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara selama waktu 3 menit 17 detik; Kota Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah selama 2 menit 50 detik; dan Kota Ternate, Maluku Utara selama 2 menit 45 detik.(sumber: dpr.go.id/ foto Uci)