Melalui Seminar dan Kuliah Umum di Universitas Muhammadiyah Purworejo pada Rabu (28/8), Wakil Ketua MPR Edhie Baskoro Yudhoyono menyatakan dengan tegas bahwa pendidikan adalah hak setiap anak Indonesia, tanpa kecuali. Karena itu, hadir Program Indonesia Pintar (PIP) yang hingga saat ini masih terus bergulir.
Menurut politisi Partai Demokrat tersebut, pendidikan adalah jalan menuju keadilan sosial dan kemajuan bangsa. Sehingga setiap anak Indonesia berhak atas pendidikan yang baik. Dia menekankan, pendidikan bukan hanya soal nilai akademik atau kelulusan, melainkan kesempatan yang setara dan harapan yang nyata bagi setiap anak bangsa.
”Kita sedang membicarakan masa depan bangsa, yang ada di tangan kalian (generasi muda). Pendidikan adalah hak setiap anak bangsa, tanpa kecuali dan tanpa diskriminasi, sebagaimana amanat Pasal 31 UUD 1945,” kata pria yang akrab dipanggil Ibas tersebut.
Melalui Seminar dan Kuliah Umum di Universitas Muhammadiyah Purworejo pada Rabu (28/8), Wakil Ketua MPR Edhie Baskoro Yudhoyono menyatakan dengan tegas bahwa pendidikan adalah hak setiap anak Indonesia, tanpa kecuali. Karena itu, hadir Program Indonesia Pintar (PIP) yang hingga saat ini masih terus bergulir.
Menurut politisi Partai Demokrat tersebut, pendidikan adalah jalan menuju keadilan sosial dan kemajuan bangsa. Sehingga setiap anak Indonesia berhak atas pendidikan yang baik. Dia menekankan, pendidikan bukan hanya soal nilai akademik atau kelulusan, melainkan kesempatan yang setara dan harapan yang nyata bagi setiap anak bangsa.
”Kita sedang membicarakan masa depan bangsa, yang ada di tangan kalian (generasi muda). Pendidikan adalah hak setiap anak bangsa, tanpa kecuali dan tanpa diskriminasi, sebagaimana amanat Pasal 31 UUD 1945,” kata pria yang akrab dipanggil Ibas tersebut.
Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR itu menyatakan bahwa salah satu kunci penting untuk membekali anak-anak Indonesia adalah pendidikan inklusif. Dengan pendidikan inklusif, generasi muda Indonesia akan berdaya saing tinggi. Menurut Ibas, pendidikan inklusif adalah pendidikan yang berpihak pada keadilan sosial. PIP adalah bentuk nyata komitmen negara membuka akses pendidikan bagi kelompok rentan.
”Program Indonesia Pintar adalah jembatan mimpi mereka yang hampir putus asa. Dari anak buruh, petani, yatim piatu, hingga penyandang disabilitas, semua harus punya hak yang sama. Hak untuk tumbuh, bermimpi, dan berhasil,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Ibas turut berpesan kepada anak-anak Indonesia, khususnya mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Purworejo. Dia meminta para generasi penerus itu tidak sekedar mengejar gelar. Mereka didorong untuk berdampak pada lingkungan dan bangsa.
”Kita tak boleh hanya jadi penonton. Generasi kalian harus jadi pelaku. Bukan sekadar mengejar gelar, tetapi menciptakan makna dan perubahan,” pesannya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Fraksi Partai Demokrat Bramantyo Suwondo menyampaikan bahwa pihaknya sudah menyalurkan 250.709 program PIP dan 3.770 KIP-Kuliah di Magelang, Purworejo, Temanggung, Wonosobo, dan Magelang.
”Tahun 2025 pemerintah menargetkan 21 juta penerima Program Indonesia Pintar (PIP). Khusus di wilayah Kedu, terdapat 250.709 penerima dengan total Kartu Indonesia Pintar (KIP) mencapai 3.770,” ungkap Bramantyo.
Sementara itu, Wakil Rektor 2 Bidang Administrasi dan Keuangan Universitas Muhammadiyah Purworejo Muhamad Taufik menyampaikan harapannya agar forum tersebut menjadi pelecut semangat bagi mahasiswa penerima KIP. Menurut dia, program itu sangat dinantikan oleh para mahasiswa kurang mampu. Mereka berharap penerima KIP terus bertambah.
( sumber : jawapos.com )