Anggota Komisi X DPR RI, Sabam Sinaga, menyambut baik langkah Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) yang mengusulkan tambahan insentif bagi guru non-Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam rencana anggaran tahun 2026.
Menurutnya, kebijakan ini merupakan upaya nyata yang dapat memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan tenaga pendidik serta mendorong peningkatan kualitas pendidikan.
Ia menilai bahwa insentif tambahan merupakan bentuk penghargaan terhadap peran strategis para guru non-ASN yang selama ini turut berkontribusi dalam proses belajar mengajar, meski belum memiliki status kepegawaian tetap.
Diharapkan, penyesuaian besaran tunjangan ini mampu memperkuat semangat kerja serta menumbuhkan motivasi dalam menjalankan tanggung jawab profesional.
Sabam juga menyoroti persoalan revitalisasi sekolah yang dinilai belum merata.
justru belum tersentuh.
Ia menegaskan pentingnya penyusunan skema revitalisasi yang lebih terarah dan berbasis kebutuhan nyata di lapangan.
Dengan pendekatan tersebut, alokasi anggaran dapat digunakan secara lebih efektif untuk membenahi fasilitas pendidikan yang memang memerlukan perbaikan mendesak.
Dalam rencana anggaran Kemendikdasmen untuk tahun 2026, usulan insentif bagi guru non-ASN mencapai Rp937 miliar.
Dana ini diarahkan untuk meningkatkan satuan biaya tunjangan dari Rp300 ribu menjadi Rp500 ribu per bulan per guru.
Melalui dukungan legislatif, Sabam berharap usulan ini mendapat perhatian serius dalam pembahasan anggaran dan bisa terealisasi sesuai kebutuhan.
Ia juga menekankan bahwa keberhasilan pembangunan pendidikan tidak hanya diukur dari jumlah program yang dijalankan, tetapi juga dari bagaimana program-program tersebut menyentuh kelompok yang paling membutuhkan.
Dengan peningkatan kesejahteraan guru dan pelaksanaan revitalisasi sekolah yang lebih adil,
Indonesia diharapkan dapat menciptakan sistem pendidikan yang tidak hanya berkualitas tetapi juga merata, sebagai fondasi dalam mencetak generasi masa depan yang unggul.***
( sumber : melintas.id )