Suasana hangat dan penuh antusiasme terasa di Cinema XXI Palembang Square, Rabu (13/8/2025), saat penonton memadati ruang bioskop untuk menyaksikan film “Gak Nyangka” dalam acara nonton bareng (nobar). Kegiatan ini terselenggara berkat dukungan H. Wahyu Sanjaya, S.E., M.M, Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat dari Daerah Pemilihan Sumatera Selatan II.
Film “Gak Nyangka”, yang juga dikenal dengan judul “Ga Nyangka”, menjadi sorotan publik karena merupakan debut Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) di dunia perfilman sebagai produser. Melalui rumah produksi Ibuzz Entertainment, Ibas menyuguhkan karya yang mengangkat realitas kehidupan mahasiswa, dengan sentuhan komedi, drama, dan kritik sosial.
Kisah Dekat dengan Realitas Mahasiswa
Cerita film ini berfokus pada perjuangan empat mahasiswa “abadi” yang berusaha menyelesaikan skripsi mereka. Namun, di tengah upaya tersebut, mereka justru terjerat dalam masalah investasi tanah bodong. Konflik inilah yang memicu alur cerita penuh dinamika, mulai dari tantangan akademik, tekanan ekonomi, hingga masalah persahabatan.
Pesan moral yang dihadirkan tidak hanya menyentuh sisi personal penonton, tetapi juga mengajak refleksi tentang pentingnya solidaritas dan keteguhan hati dalam menghadapi kesulitan hidup. “Film ini mengajak kita untuk tetap berjuang dan saling mendukung, meskipun dihadapkan pada situasi sulit,” ungkap Ibas dalam pernyataannya.
Latar Pacitan dan Sentuhan Budaya
Salah satu daya tarik film ini adalah latar lokasi syuting di Pacitan, Jawa Timur, yang menampilkan pesona alam dan budaya daerah tersebut. Keindahan pantai, suasana kota kecil, serta kemegahan Museum SBY-Ani menjadi elemen visual yang memperkuat atmosfer cerita. Perpaduan ini menjadikan “Gak Nyangka” bukan hanya hiburan, tetapi juga promosi pariwisata dan budaya lokal.
Pesan Ibas : Kreativitas untuk Generasi Muda
Ibas menegaskan, pembuatan film ini merupakan wujud kepeduliannya terhadap pendidikan dan industri kreatif di Indonesia. Ia berharap generasi muda dapat memanfaatkan kreativitas sebagai jalan untuk berkembang dan berkarya. “Film ini menjadi ruang bagi anak-anak muda untuk berekspresi, sekaligus mendorong semangat ekonomi kreatif di Indonesia,” ujarnya.
Wahyu Sanjaya : Tantangan Adalah Batu Loncatan
H. Wahyu Sanjaya, menyampaikan apresiasi terhadap karya perdana Ibas. Ia berharap film ini bisa memberi inspirasi bagi kalangan pelajar dan mahasiswa di Palembang. “Kreativitas adalah kunci. Jangan takut berkarya, dan selalu jadikan tantangan sebagai batu loncatan menuju keberhasilan,” pesan Wahyu untuk para penonton.
Menurutnya, film yang mengangkat isu sosial seperti ini memiliki nilai tambah karena tidak hanya menghibur, tetapi juga mengedukasi. Ia menilai, generasi muda membutuhkan lebih banyak tontonan berkualitas yang relevan dengan kondisi nyata mereka.
Dukungan terhadap Industri Kreatif Lokal
Acara nobar ini menjadi bukti bahwa dukungan terhadap karya anak bangsa bisa dilakukan dengan berbagai cara, termasuk memperkenalkan film ke masyarakat luas. Wahyu menilai, film “Gak Nyangka” memberi contoh bagaimana seni bisa menjadi media pemersatu lintas generasi.
“Film ini membuktikan bahwa karya lokal mampu bersaing dan memberi pengaruh positif bagi masyarakat. Ini penting untuk kita dukung bersama,” tambahnya.
Antusiasme Penonton Palembang
Para penonton yang hadir memberikan respons positif. Banyak di antara mereka merasa terhibur sekaligus tersentuh oleh cerita yang ditampilkan. Beberapa mahasiswa bahkan mengaku melihat refleksi kehidupan mereka di layar lebar, mulai dari drama penyusunan skripsi hingga tekanan ekonomi yang dialami.
Dengan sambutan hangat ini, “Gak Nyangka” diharapkan dapat melanjutkan penayangannya di berbagai daerah lain, membawa pesan optimisme, solidaritas, dan kreativitas kepada lebih banyak penonton.
Acara nobar ini menegaskan bahwa film bisa menjadi lebih dari sekadar hiburan. Ia dapat menjadi sarana edukasi, promosi budaya, dan motivasi bagi generasi muda untuk terus berkarya dan berkontribusi bagi bangsa. (et)
( sumber : bidiksumsel.com )