Wakil Ketua MPR RI dan Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menyampaikan dukungannya terhadap pelaku ekonomi kreatif karena mampu menciptakna lapangan kerja sekaligus mengangkat citra bangsa di dunia.
Ibas mengungkapkan, potensi ekonomi kreatif yang telah menyumbang lebih dari Rp1.300 triliun pada PDB dan membuka 26 juta lapangan kerja. Untuk mengatasi tantangan seperti regenerasi dan visibilitas, ia mengusulkan kolaborasi sebagai solusi. Ibas juga mengajak untuk terus bergerak, berkarya, dan berkolaborasi demi mewujudkan Indonesia yang berbudaya, bermartabat, dan berdaya saing global.
"Jaga jati diri bangsa — gerakkan ekonomi kreatif berbasis budaya di kota yang sarat makna — di Yogyakarta yang Istimewa. Di rumahnya warisan, inspirasi, dan tradisi," ujar Ibas dalam acara audiensi bertemakan “Jati Diri Bangsa: Gerakkan Ekonomi Kreatif Berbasis Budaya” di Yogyakarta, Rabu (3/9/2025).
Lebih lanjut, Ibas menekankan budaya bukan hanya warisan, tetapi modal masa depan. Produk-produk seperti batik, jamu, kuliner, kesenian, kriya, dan wastra, dapat menjadi produk yang dicintai dunia.
"Pada saat-saat tertentu, diplomasi budaya juga bisa meningkatkan citra bangsa," tuturnya.
Ibas menyebutkan bahwa diplomasi budaya mampu membawa "dari pentas kesenian ke panggung dunia, dari cerita rakyat ke industri kreatif," dan menciptakan "kreativitas lokal, kemasan global, cerita lama, nafas baru."
Ia juga memaparkan kontribusi signifikan sektor ini terhadap perekonomian.
"Ekonomi kreatif menyumbang lebih dari Rp1.300 triliun pada PDB, membuka 26 juta lapangan kerja, menggerakkan warga, menghidupkan daerah," jelasnya.
"Sehingga solusinya adalah: kolaborasi. Pemerintah, akademisi, komunitas, swasta, dan media—kita butuh sinergi," tegas Ibas. "Gerak bersama, kebijakan harus berpihak, pendanaan harus terbuka, akses promosi harus merata, mendukung adanya keberlanjutan mengenai pendidikan dan pelatihan kreativitas agar budaya dan kreativitas tidak hanya dikenang, tapi juga dicintai, ditiru, dan dibanggakan."
Di akhir pidatonya, Ibas mengajak semua pihak untuk bergerak bersama.
"Mari kita gerakkan ekonomi kreatif berbasis budaya sebagai bentuk nyata cinta tanah air. Setiap ukiran, setiap kain, setiap rasa adalah cerita Indonesia. Berkarya dari desa, bersinar ke dunia," serunya.
"Sehingga solusinya adalah: kolaborasi. Pemerintah, akademisi, komunitas, swasta, dan media—kita butuh sinergi," tegas Ibas. "Gerak bersama, kebijakan harus berpihak, pendanaan harus terbuka, akses promosi harus merata, mendukung adanya keberlanjutan mengenai pendidikan dan pelatihan kreativitas agar budaya dan kreativitas tidak hanya dikenang, tapi juga dicintai, ditiru, dan dibanggakan."
Di akhir pidatonya, Ibas mengajak semua pihak untuk bergerak bersama.
"Mari kita gerakkan ekonomi kreatif berbasis budaya sebagai bentuk nyata cinta tanah air. Setiap ukiran, setiap kain, setiap rasa adalah cerita Indonesia. Berkarya dari desa, bersinar ke dunia," serunya.
( sumber : rm.id )