Anggota DPR RI Komisi X, Anita Jacoba Gah, melakukan kunjungan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN8) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), pasca terjadi insiden keracunan massal di sekolah itu, Kamis (24/07/2025).
Dalam kunjungan itu, Anita Yacoba Gah melakukan dialog bersama pihak sekolah, guna mengetahui proses pendistribusian hingga penyajian MBG yang berakhir dengan terjadinya keracunan massal.
Dari hasil dialog itu, diketahui, proses pendistribusian ke sekolah itu seringkali terjadi keterlambatan. Bahkan, sekolah itu menjadi urutan terakhir dalam pendistribusian paket MBG.
Jadwal yang seharusnya pada pukul sembilan pagi, namun 1.050 paket MBG untuk siswa itu baru tiba di sekolah pada pukul 10.00 Wita bahkan terkadang hingga pukul 11.00 Wita.
Anita menduga, akibat keterlambatan itu menjadi salah satu pemicu terjadinya kerusakan pada makanan, seperti sayur yang telah basi ataupun daging yang berjamur karna belum matang sempurna.
"Bila perlu pemerintah kota lakukan sidak, cara mereka masak itu seperti apa. Apalagi pembagian di sekolah ini paling terakhir. Bisa jadi makanan itu kalau dimasak dari subuh, sampai di sini jam 11, makanan itu sudah rusak atau berbau. harusnya itu dipikirkan semua," kata Anita.
Menurutnya, keracunan massal yang terjadi di beberapa sekolah ini merupakan persoalan serius. Karna itu, pemerintah kota harus berhati-hati dalam menentukan vendor sehingga tidak lagi terjadi kasus serupa di kemudian hari.
"Saya melihat ini ada persoalan serius yang harus diangkat ke tingkat nasional. Pemerintah harus hati-hati dalam menentukan vendor. Kalau sekolah yang selama ini tidak ada masalah, silahkan lanjut tetapi yang ada masalah, pemerintah kota harus evaluasi," tegas Anita.
Dia meminta agar pemerintah Kota Kupang membuka identitas para vendor atau Sub Penyalur Program Gizi (SPPG), terutama yang selama ini bermasalah, untuk dilakukan evaluasi besar-besaran serta menyeluruh.
Selain itu, proses penyediaan dan pendistribusian makanan harus dipantau secara langsung oleh pihak yang berwenang.
Menurut Anita, program MBG sebenarnya merupakan kebijakan yang sangat baik dari pemerintah pusat untuk mendukung gizi anak-anak sekolah.
Karena itu, pemerintah Kota Kupang harus membenahi persoalan ini demi kesehatan dan keselamatan anak-anak sebagai generasi masa depan bangsa.
"Karena kalau terjadi lagi seperti sekarang, yang dirugikan adalah siswa, org tua siswa dan pihak sekolah." pungkas Anita. (es/nz*)
( sumber : nttzoom.com )