fraksidemokrat.org, Jakarta - Anggota DPR RI asal Papua, Willem Wandik, S.Sos mengutuk keras aksi penembakan yang menewaskan seorang warga sipil atas nama Lemitur Wandik (27) yang di lakukan oleh aparat keamanan di Kabupaten Tolikara pada hari sabtu, 09 November 2019.
Menurut Politikus Partai Demokrat tersebut, Aparat keamanan harusnya melindungi rakyat dan bukan melakukan penembakan terhadap warga, apalagi warga sipil.
” Sebagai anggota parlemen RI, Saya mengutuk keras setiap perbuatan oknum aparat yang mengakibatkan tewasnya warga sipil di Tanah Papua, termasuk tewasnya Lemitur Wandik, ” Tegas Willem lewat rilis yang di terima Redaksi, Selasa (12/11/19).
Willem menilai apa yang di lakukan oleh aparat keamanan terhadap Lemitur dan teman-temannya sudah berlebihan, apalagi di ketahui korban Lemitur adalah seorang Mahasiswa.
” Bagaimana mungkin, seorang Lemitur Wandik yang hanya seorang mahasiswa dapat mengancam nyawa aparat militer, sehingga harus di tembak, “Kata Willem.
Atas peristiwa ini Willem meminta kepada pimpinan TNI – Polri di tanah Papua untuk segera mengoreksi SOP di lapangan dan menindak tegas anggota yang menembak Lemitur hingga tewas.
” Penembakan oleh aparat keamanan sudah menjadi perilaku yang terus berulang di Tanah Papua, dan peristiwa ini tidak pernah dikoreksi oleh Perwira Militer. Entah dengan tujuan apa, para Jenderal justru membiarkan warga sipil tewas dalam masalah yang sepele, ” Beber Willem.
Lanjutnya, Ini secara jelas merupakan kejahatan kemanusiaan, dan ini harus segera di hentikan.
” Bagi orang diluar Tanah Papua, masalah ini tidak begitu mereka pahami, bahwa perilaku oknum aparat keamanan di Papua selalu menciptakan korban pada satu pihak saja yaitu warga sipil. Ketika terjadi kerusuhan sosial sebagai aksi balas dendam warga, baru kemudian media ramai – ramai memberitakan, bahwa OAP berbuat keributan dan kerusakan.., Padahal sumber masalahnya adalah sikap arogansi Aparat yang tidak mampu mengendalikan diri untuk menangani masalah sosial di Tanah Papua, dan selalu berujung dengan penembakan yang mengakibatkan tewasnya warga sipil yang tidak bersalah, ” Jelas Willem.
Willem berharap Seluruh aparat keamanan yang bertugas di Tanah Papua harus belajar dari pengalaman masa lalu, dimana setiap persoalan penembakan warga sipil khususnya OAP akan berdampak pada stabilitas keamanan nasional di Tanah Papua, dan semakin mencoreng citra negara di Tanah Papua dan didunia internasional.
” Secara reguler kami selalu mengingatkan aparat Militer dalam berbagai kesempatan di forum – forum resmi DPR RI, bahwa menghargai satu nyawa di Tanah Papua sama pentingnya dengan mempertahankan eksistensi negara di Tanah Papua.., Maka dari itu, setiap nyawa yang melayang sia – sia karena ulah oknum aparat, dan sikap defensif lembaga Militer yang terus melindungi oknum aparat yang mengakibatkan tewasnya warga sipil OAP, akan semakin menyuburkan perilaku, sikap dan keyakinan generasi muda di Tanah Papua untuk melawan negara, ” Beber Willem.
Anggota DPR RI Asal Tolikara itu juga menjelaskan bila penyelesaian konflik di Tanah Papua bukan hanya dengan pembangunan semata, namun lebih kepada bagaimana pemerintah Pusat menyembuhkan luka masa lalu yang dialami oleh orang Papua.
” Tanah Papua tidak membutuhkan janji – janji pembangunan, yang hanya akan merubah hutan – hutan, gunung – gunung dan lembah – lembah menjadi kawat kawat besi, gedung gedung pencakar langit, beton dan aspal, melainkan Orang Papua hanya membutuhkan Perlindungan Hak Asasi Untuk Hidup, dan tidak dibunuh dengan alasan apapun, Orang Papua membutuhkan Lembaga Peradilan dan Hukum yang bersifat adil bagi semua warga negara, ” Jelas nya.
Willem Wandik juga menyayangkan adanya pemberitaan dari beberapa media yang dinilai tidak seimbang dalam menyampaikan fakta, menurutnya Lemitur Wandik hanyalah korban dari amarah aparat yang tidak menemukan pelaku pemukulan terhadap anggota TNI saat kejadian terjadi.
” Saya mendapat laporan dari lapangan bila Lemitur di tembak sejumlah oknum aparat keamanan saat mengejar seorang pemuda yang terlibat keributan dengan seorang oknum TNI, Sesunguhnya pada saat itu Lemetur sudah lari karena ketakutan dikejar TNI dan berada di tempat yang sangat jauh dari tempat kejadian keributan, Selain Lemetur ada juga beberapa warga yang terluka akibat peristiwa tersebut, ” Pungkas Willem.(Sumber : topikpapua.com/tim media fpd)